Friday, January 6, 2012

Tahajjud Sehatkan Tubuh, Bahagiakan Jiwa

Oleh : Uti Konsen.U.M.

                                                         Selama hayatnya 63  tahun, Nabi Muhammad saw hanya dua kali mengalami sakit. Pertama, beliau pernah mengalami sakit kepala ketika kembali mengunjungi makam pahlawan. Kedua, beliau mengalami sakit – bissahri wal hima – sukar tidur dan demam panas, beberapa hari sebelum wafat. Diantara faktor yang membuat Rasulullah saw sehat, baik jasmani maupun rohaninya, karena beliau tidak pernah meninggalkan salat tahajjud dalam situasi bagaimanapun.

            Dari Abu Umamah al Bahili ra, bahwa Rasul saw bersabda, “Kalian harus mengerjakan qiyamul lail, karena itu merupakan tradisi orang-orang yang saleh sebelum kalian, juga merupakan sarana bertaqarrub kepada Rabb kalian, menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mencegah dari kemaksiatan serta menghilangkan penyakit pada tubuh.“

            Di Kairo Mesir, beberapa tahun yang lalu diadakan sebuah muktamar  “l i’jaaz Ath – Thibbi fi Al Quran Karim.“  Muktamar itu dihadiri oleh para ilmuan Islam dan dokter – dokter khusus. Di dalam muktamar itu salah seorang narasumber menyampaikan sebuah pembahasan penting tentang “Salat taraweh dan pengaruhnya terhadap penguatan tulang punggung dan hati bagi orang-orang yang berusia di atas 60 tahun.“  Dalam  penelitian itu diambil sekitar 60 orang lelaki dan seorang wanita sebagai sample, yang mana mereka dibagi menjadi dua bagian, 30 orang diambil dari orang-orang yang mengerjakan salat taraweh di bulan Ramadhan tahun 1405 H, dan yang 30 orang adalah orang-orang yang tidak mengerjakan taraweh pada tahun itu.

Penelitian ini diadakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh salat malam terhadap penguatan tulang punggung dan fungsi hati. Hasilnya sangat mengagumkan bahwa salat secara umum dan salat malam khususnya, memiliki peran yang sangat besar dalam melancarkan peredaran darah dan saluran pernafasan. Salat juga mempunyai pengaruh yang besar dalam melemaskan ruas-ruas anggota badan dan tulang, khususnya tulang punggung. Dimana muncul perbedaan yang sangat mencolok antara orang-orang yang mengerjakan salat malam dan yang tidak dalam hal kekuatan tulang punggungnya dan fungsi hati.

Bilal dan Salman meriwayatkan, Rasul saw bersabda “Salat tahajjud pengekang iri hati dan obat penyakit tubuh.“  Hal ini logis karena bangun lebih awal memungkinkan seseorang buang hajat besar dan kecil yang jika tidak dikeluarkan bisa menimbulkan  gas kotor dalam perut dan menekan ginjal sehingga mengakibatkan sakit kepala, jantung dan lain-lain. Selanjutnya menghirup udara segar di pagi hari yang banyak mengandung oksigin dapat meningkatkan kesehatan, tenaga dan kebugaran seseorang. Menyembah Allah berarti melakukan pendekatan dengan Yang Maha Kuasa. Maknanya menimbulkan ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa yang berarti ketiadaan stress, merupakan faktor sangat berperan dalam proses penyempitan pembuluh darah dan terjadinya akut. Karena itu SJM (serangan jantung mendadak) secara parsial dapat dicegah dengan sujud, menyembah Allah.

            Orang yang melakukan salat malam dengan khusyuk dan tumakninah, tenang akan merasakan nikmatnya iman. Dengan nikmat iman, ia akan melakukan semua kewajiban dengan ringan. Ketika ia sudah merasa ringan dalam melaksanakan semua kewajiban, berarti ia telah mencapai ketentraman yang hakiki. Allah swt berfirman, “Dialah yang telah menurunkan ke dalam hati orabng-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)“ (Al Fath (48 ):4). Bila Al Mutahajjid, ahli tahajjud bangun pada malam hari untuk taqarrub kepada Allah, ia akan mendapatkan kasih sayang-Nya.

Allah swt berfifrman, “Ingatlah sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak ada rasa khawatir dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa “ (Yunus (10 ) : 62-63). Rasul saw bersabda, “Tiada suatu keadaan yang seorang hamba berada padanya yang lebih Allah cintai, kecuali sewaktu Dia melihat hamba-Nya tengah sujud dengan menyungkurkan wajahnya di tanah“ (HR.Thabrani). Bila seorang hamba  telah disayangi Allah, ia akan melakukan tugas apapun dengan senang hati. Karena itu, ketentraman yang ia raih pada malam hari dengan berbagai aktivitas ibadah yang langsung berhubungan dengan Yang Maha Agung, akan dirasakan pula ketika ia melakukan kegiatan lainnya yang berlangsung pada siang hari yang banyak berhubungan dengan sesama makhluk, baik urusan  sosial, politik, ekonomi, tarbiyah, dakwah atau lainnya. Wallahualam. **

No comments:

Post a Comment