Friday, January 13, 2012

Berjaya Menekuni Qiyamul Lail

Oleh :   Uti Konsen.U.M.

“Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan  kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan “ (Hadis Qudsi riwayat Attirmidzi dan Ibnu Majah).

Sembilan dari sepuluh sahabat yang telah dijamin Nabi saw masuk surga adalah pedagang.Walaupun demikian  yang menonjol dari sembilan sahabat pedagang  itu bukan aktivitas bisnisnya, tetapi  ibadahnya. Misalnya Usman bin Affan,saudagar yang kaya raya itu, siang  dan malam masih sempat mengkhatamkan membaca Al Quran  masing-masing satu kali. Tak lama setelah  rombongan hijrah sampai di Madinah, Rasulullah saw menugasi Abdurrakhman bin Auf, ekonom terkenal kota Mekah, untuk membentuk tim “Membangun ekonomi Madinah.”  Kiat yang mereka lakukan, pertama memperbanyak  beristighfar kepada Allah, kemudian munajat di keheningan malam melalui tahajjud, kemudian yang ketiga menerapkan metode-metode ekonomi yang diajarkan Rasulullah saw.
Sejarah mencatat hanya dalam waktu  beberapa tahun, ekonomi Islam berhasil menyisihkan ekonomi Yahudi yang telah menguasai Madinah selama ratusan tahun. Apa dasar Abdurrakhman bin Auf memperbanyak istighfar? Allah swt berfirman, “Maka Aku berkata kepada mereka “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu. Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu“ (Nuh (71 ) 10-12).
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membanyakkan istigfar niscaya dijadikan Allah baginya kelapangan dari tiap-tiap kesusahan dan way out dari tiap-tiap kesempitan dan dianugerahkan rezeki dari jalan yang tidak diduganya“ (HR.Abu Daud, An Nasai , Ibnu Majah dan Al Hakim). Ketika Umar bin Abdul Aziz dibaiat menjadi Khalifah, maka beliau langsung mengajak rakyatnya. “Pertama, Melazimkan salat diawal waktu, kedua Hidup sederhana dan ketiga istiqamah Tahajjud“. Sejarah mencatat hanya dalam waktu dua tahun empat bulan usia pemerintahannya, sudah tidak ada lagi orang yang mau menerima zakat dan sedekah, saking makmurnya. Andai seorang gadis rupawan berjalan dari Madinah ke Syam, ia akan selamat saking amannya. Aneh tapi nyata, ketika siang hari yang banyak menjadi pembicaraan anggota masyarakat adalah mengenai ibadah malam mereka (tahajjud). Sebelum Umar bin Abdul  Aziz wafat, ia memanggil 13 orang anaknya dan berpesan, “Sesungguhnya aku tidak meninggalkan sedikit harta pun untuk kalian. Hanya Allah Yang Maha Kuasa saya tinggalkan untuk kalian. Kalau kalian taat dengan memperbanyak ibadah kepada-Nya, niscaya Dia akan memelihara kalian. Tapi kalau kalian durhaka kepada-Nya,maka aku tidak akan menolong kalian untuk bermaksiat dan berbuat durhaka kepada-Nya.“
 Lalu Umar membaca surah Al A’raf 196, “Sesungguhnya pelindungku ialah yang menurunkan Al Quran dan Dia melindungi orang-orang yang salah.“ Sejarah mencatat semua anaknya menjadi orang yang saleh dan sukses dalam hidupnya. Disebutkan salah seorang anaknya, ada yang mampu bersedekah 250 ekor onta. Masya Allah. Al Quran menjelaskan bahwa orang-orang yang selalu  menjaga salat malam adalah mereka yang berhak memperoleh kemurahan Allah dan rahmat –Nya. Al Quran juga memberikan pujian kepada mereka dan menjadikan mereka sebagian bagian dari para hamba Allah yang baik (Al Furqan (25) : 63-64). Dengan menegakkan kesalehan malam, ucapan pada esok harinya dan berbagai kebijakan kelangsungan hidup lainnya akan didengar karena menyimpan hikmah dan ada bobotnya“ (Simak Muzammil (74) : 2-6). Pakar ilmu jiwa modern membuktikan, “Barangsiapa ingin memperoleh keinginan yang kuat, ketajaman ucapan ditengah masyarakat, dan kemudian didalam menghadapi problema, maka hendaklah ia mengerjakan salat tahajjud.“

Athaillah Al Sakandari penulis kitab Al Hikam antara lain pernah mengibaratkan, “Orang saleh , yang obsesi hidupnya untuk akhirat, keperluan hidupnya laksana ia dikejar oleh bayang-bayangnya sendiri. Sebaliknya orang yang keinginannya hanya mengejar dunia, hidupnya laksana mengejar bayang-bayangnya sendiri.“ Salah satu contoh sederhana, Imam dan Muazin Masjidil Haram dan Nabawi, semua keperluan hidupnya dipenuhi oleh kerajaan. Wallahualam. **

No comments:

Post a Comment