Friday, January 20, 2012

Ibadah dengan Penghasilan Kotor

Oleh :     Uti Konsen.U.M.
       
 “Allah tidak akan menerima ibadah seseorang jika dalam perutnya terdapat barang haram“ (Abdullah bin Abbas  RA).”     Ibadah yang banyak tetapi disertai dengan usaha yang kotor, hasilnya nihil. Dalam hal ini, kilah Al Harits al Muhasibi RA, seorang sahabat berkata “Jika penghasilannya dari usaha yang baik dan halal, niscaya pelakunya  pun akan bersih. Begitu pula sebaliknya. Seorang ulama menuturkan bahwa setan telah berkata, ‘Aku menginginkan dari manusia satu hal. Ketika itu, aku bisa bersamanya meskipun dia sedang beribadah. Aku jadikan penghasilannya dari usaha yang tidak halal. Jika dia menikah,maka nikahnya dari hasil yang haram. Jika dia berbuka puasa, maka makanannya dari hasil yang haram. Dia berhaji, maka hajinya dari hasil usaha yang haram.”

Satu saat Sufyan Al Tsauri ditanya mengenai keutamaan saf pertama dalam salat berjamaah. Dia menjawab, “Periksa dulu makananmu. Sebab, jika makananmu halal, dimana pun saf salatmu, engkau pasti mendapat keutamaan. Sebaliknya, jika makananmu haram, engkau akan mendapat siksa dan murka Allah meski salatmu di saf depan.” Maksiat menghalangi kita dari kebaikan. Ibrahim bin Adham berkata, “Janganlah kamu berbuat maksiat kepada Allah di siang hari, niscaya Dia akan membangunkanmu di malam hari. Sesungguhnya berdirimu dihadapan-Nya di malam hari termasuk kemuliaan terbesar, sedangkan orang yang  berbuat maksiat tidak berhak mendapat kemuliaan itu.“
Sufyan Al Tsauri mengaku, “Diharamkan bagiku bangun malam selama lima bulan karena dosa yang aku perbuat.“  Ahmad bin Al Harawi berkata, “Aku berkata kepada Abu Sulaiman Ad Darani, ‘Aku tidak bangun malam semalam, tidak mengerjakan dua rekaat fajar, dan tidak salat subuh berjamaah.‘  “Dia berkata kepadaku ‘Itu karena perbuatanmu sendiri. Allah tidak zalim kepada hamba-hamba-Nya dan karena syahwat yang kamu lampiaskan.“
 Rasulullah saw dalam beberapa hadis  mengingatkan antara lain dalam sabdanya,  “Barangsiapa yang memakan sedikit yang haram, maka tidak diterima salatnya selama 40 hari.“  ”Jika sesuatu yang haram sampai masuk kedalam kerongkongan seorang hamba maka seluruh malaikat langit dan bumi akan melaknatnya.“  “Ibadah yang disertai makan makanan haram seperti membangun di atas debu.“   Abd Al Qadir Al ‘Izzui berkata,  “Kualitas keagamaan seseorang bergantung pada kualitas makanan yang ia dapat. Semakin halal makanan seseorang, semakin giat pula ibadahnya. Semakin banyak ia memakan yang haram, semakin terpuruk semangat ibadahnya. Semakin sering ia memikirkan cara mencari harta halal, semakin sering ia memikirkan cara meningkatkan amalnya. Semakin sering ia mencari harta haram, semakin banyak ia melanggar aturan Allah.” Salat tahajjud misalnya, hanya akan berhasil bila seseorang dapat menjamin bahwa mata pencahariannya halal. Jika sebaliknya, tahajjud dan ibadah-ibadah lainnya akan menjadi sia-sia.
Rasulullah saw berkisah, tentang seorang lelaki yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan lusuh dan kotor. Ia mengulurkan tangannya ke langit seraya berkata ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.....‘ Sementara  makanan, minuman dan pakaiannya diperoleh dengan cara yang haram, dan ia sendiri diberi makanan dari makanan yang haram. Maka bagaimana doanya bisa terkabul?“ (HR.Muslim).  Imam Baihaqi dalam bukunya Sya’b al Iman, seperti yang dikutif Yusuf bin Ashbah, katanya. “Bila setan melihat kaum Muslim yang sangat tekun beribadah namun tidak menjaga baik makanannya, apakah diperoleh dengan halal atau tidak, maka ia akan memberi tahu setan lainnya agar tidak mengganggu orang itu dan menjauhinya. Karena, meskipun ia tekun beribadah ataupun berbuat amal saleh, salinnya tidak akan diterima Allah karena mata pencahariannya diperoleh dengan cara haram.“
Seorang sahabat mengeluh kepada Imam Ali bin Abi Thalin RA, “Aku tidak mampu melakukan salat tahajjud.“  Khalifah ke empat ini menjawab, “Engkau telah dibelenggu oleh dosa-dosamu.“ Dakhil bin Ghunaim Al Aswad penukis buku “Kepada Para Pedagang “ antara lain menulis “Memakan makanan yang diharamkan sesungguhnya bisa mendatangkan kesialan bagi pelakunya serta mendatangkan siksaan yang pedih di dunia dan di akhirat. Seseorang yang memakan makanan yang haram, doanya tidak akan dikabulkan. Karenanya renungkanlah di antara dua hal ini, semoga Allah membimbing anda. Manakah yang anda pilih, Pertama, doa dikabulkan dan anda diberi bimbingan di dunia dan di akhirat. Atau kedua, pintu-pintu langit ditutup sehingga doa yang anda panjatkan tidak dikabulkan. Anda tidak diberi bimbingan di dunia dan di akhirat, dan seluruh kebaikan diharamkan bagi anda, hanya karena anda mengambil hak orang lain dengan jalan haram?” Wallahualam. **

No comments:

Post a Comment