Friday, December 2, 2011

Dahsyatnya Waktu di Akhir Malam

Seorang muslim yang istiqamah mengerjakan tahajjud, pasti dicintai dan dekat dengan Allah SWT. Karena  itu Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita, “Lazimkanlah dirimu untuk salat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit dan pencegah dari dosa“ (HR.Ahmad).
Maka dari itu, jika ingin mendapat kemuliaan di sisi Allah dan di mata manusia, amalkanlah qiyamul lail secara istiqamah. Dari Sahal bin Sa’ad , ia berkata, “Malaikat Jibril AS datang kepada Nabi SAW lalu berkata, ‘Wahai Muhammad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan salat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.“

    Dalam hadis dikisahkan satu waktu waktu di tengah malam, Usaid bin Hudair berada di kandang kudanya. Di sebelahnya, Yahya, anaknya berbaring tidur. Sebagaimana biasa, setiap malam Usaid mengisi waktu malamnya dengan salat tahajjud dan membaca Al Quran. Tiba-tiba kudanya meringkik nyaring dan melonjak-lonjak. Menyaksikan keadaan ini Usaid berhenti sejenak , tidak membaca. Kudanya pun tenang dan tidak meringkik lagi.

Tapi ketika dia meneruskan membaca Al Quran, kudanya kembali berperilaku  seperti sebelumnya. Lalu Usaid berhenti lagi membaca Al Quran. Peristiwa ini berlangsung beberapa kali. Selain itu Usaid menyaksikan bayangan di angkasa terdapat banyak lampu. Bayangan itu membumbung tinggi ke langit sampai akhirnya lenyap. Keesokan harinya, Usaid menemui Rasulullah SAW dan melaporkan pengalamannya itu. Rasulullah SAW  berkata, “Itulah malaikat yang turun dari langit untuk mendengarkan bacaanmu. Sekiranya kamu membaca terus, kamu akan menyaksikan berbagai keajaiban.“  Kejadian ini tidak aneh, sebab Allah SWT berfirman “Sungguh, salat di waktu fajar itu disaksikan oleh para malaikat “ (Al Isra 78).

    Rasulullah SAW menganjurkan pengikutnya untuk bangun sepertiga akhir malam, karena saat tersebut bertepatan dengan turunnya rahmat dan ampunan bagi orang-orang yang berbuat dosa. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “ Tuhan kita Yang Mahasuci lagi Mahatinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika tinggal sepertiga malam yang akhir dan berseru, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri.

Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni,’” (HR.Bukhari dan Mulim). Dalam hadis lain, Rasul pilihan Muhammad SAW bersabda, “Dua rakaat yang dilakukan oleh seseorang di tengah malam akan lebih baik daripada dunia dan seiisinya. Jika hal ini tidak memberatkan umatku, maka pasti akan kuwajibkan mereka melakukan dua rakaat itu.“ Beliau SAW pernah  berwasiat kepada Abu Hurairah, dan tentunya juga kepada pengikutnya, “Wahai Abu Hurairah, apakah kamu ingin mendapat rahmat Allah saat kamu hidup, mati, dalam kubur, dan saat kamu dibangkitkan? Bangunlah saat malam, lalu salatlah, dan engkau mengharapkan ridha Tuhanmu. Wahai Abu Hurairah, jika kamu salat di pojok rumahmu, maka cahaya rumahmu akan tampak di langit seperti cahaya bintang bagi penduduk bumi.“

    Diriwayatkan, pada zaman Rasulullah SAW, ada seorang laki-laki yang jika orang-orang mulai tidur, maka ia bangun untuk mendirikan salat dan membaca Al Quran, kemudian berdoa “Wahai Tuhan yang membuat neraka, jauhkanlah aku dari apinya.” Berita itu disampaikan kepada Nabi SAW, lalu ia bersabda, “Jika memang demikian, datangkanlah ia kepadaku.” Lalu laki-laki itu pun datang. Nabi SAW mendengar ceritanya, kemudian beliau berkata, “Wahai Fulan, tidaklah engkau meminta surga dari Allah?”  Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak ada di sana. Amalanku tidak mencukupi masuk ke sana.“  Tidak seberapa lama datang Jibril dan berkata, “Kabarkan kepadanya bahwa Allah telah menjauhkannya dari neraka dan memasukkannya ke dalam surga.“

    “Salat tahajjud merupakan kehormatan bagi seorang muslim, sebab mendatangkan kesehatan, menghapus dosa-dosa yang dilakukan siang hari, menghindarkannya dari kesepian di alam kubur, mengharumkan bau tubuh, menjaminkan baginya kebutuhan hidup, dan menjadi hiasan surga. Selain itu salat tahajjud juga dipercaya memiliki keistimewaan lain, dimana bagi orang yang mendirikan salat tahajjud diberikan manfaat antara lain keselamatan dan kesenangan di dunia dan akhirat, wajahnya akan memancarkan cahaya keimanan, akan dipelihara oleh Allah dirinya dari segala macam marabahaya, setiap perkataannya mengandung arti dan dituruti oleh orang lain, akan mendapatkan perhatian dan kecintaan dari orang-orang yang mengenalinya, dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah yang bercahaya, diberi kitab amalnya ditangan kanannya, dimudahkan hisabnya, berjalan diatas shirat bagaikan kilat.” ( Wikipedia Indonesia …).

    Kalau kita menyimak sejarah kekhalifahan mulai dari khalifahul Rasyidin hingga  berikutnya, maka pemimpin yang berhasil menghantarkan kejayaan Islam dan mensejahterakan rakyatnya, hanyalah Pemimpin yang mampu mengurangi tidurnya diwaktu malam untuk qiyamul lail dan sanggup secara istiqamah “ronda malam“ untuk mengecek keadaan rakyatnya.

Diantara mereka  yang sikap hidupnya telah sering kita ketahui baik melewati ceramah atau buku – buku sejarah ialah Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz, Shalahuddin Al Ayyubi dan Muhammad Al Fatih. Salat tahajjud merupakan ibadah mahdhah yang pertama kali diwajibkan kepada umat Islam selama setahun, sebelum mereka diwajibkan salat wajib lima waktu, puasa Ramadhan, zakat dan haji. Tahajjud merupakan salat sunah yang secara langsung dianjurkan Allah melalui beberapa surah dan ayat Al Quran. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan tahajjud, baik ketika mukim, safar, sehat, maupun sakit, bahkan ketika dalam peperangan. Wallahualam. **                            

No comments:

Post a Comment